Bunda Waspadai Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Bunda Waspadai Asfiksia Kecuali tanda-tanda yang sudah disebut sebelumnya, asfiksia pada bayi baru lahir diikuti dengan detak jantung yang lamban, otot dan refleks yang kurang kuat, kejang, kandungan asam pada darah yang tinggi sekali (asidosis), dan cairan ketuban yang berbeda warna jadi hijau.

Keadaan ini memerlukan pengatasan klinis selekasnya, sebab makin lama bayi tidak memperoleh cukup oksigen, akan makin besar juga resikonya alami kerusakan pada organ, seperti paru-paru, jantung, otak, dan ginjal. Bunda Waspadai Asfiksia

Bayi yang lahir dengan asfiksia peluang akan mempunyai nilai Apgar di bawah 3. Bila asfiksia telah teridentifikasi waktu bayi masih juga

dalam kandung, dokter kandung kemungkinan akan merekomendasikan persalinan selekasnya dengan operasi caesar, supaya nyawa bayi bisa ditolong.

Sesudah lahir, pengatasan asfiksia pada bayi akan disamakan dengan tingkat keparahannya sampai dia dapat bernapas sendiri secara baik. Pengatasan yang bisa diberi oleh dokter anak berbentuk:
Penting untuk Bunda untuk teratur jalani pengecekan kehamilan dengan USG supaya keadaan kesehatan Sang Kecil bisa terlihat secara baik. Disamping itu, untuk menghindar asfiksia pada bayi, turutilah saran dokter,
minum vitamin prenatal sama saran dokter, dan mengonsumsi makanan memiliki nutrisi sepanjang hamil ya, Bun.
Jika bayi tidak menangis, warna kulitnya kebiruan, dan susah bernapas sesudah dilahirkan, karena itu peluang dia alami asfiksia. Bila tidak diatasi secara cepat, asfiksia dapat menghancurkan otak bayi, atau bahkan juga mengambil nyawanya.
Asfiksia pada bayi baru lahir juga dikenal dengan asfiksia perinatal atau neonartum. Keadaan ini berlangsung saat bayi kekurangan oksigen saat sebelum, sepanjang, dan sesudah proses persalinan. Tanpa konsumsi oksigen yang cukup, jaringan dan organ badan bayi akan alami kerusakan. Bayi yang alami asfiksia dapat alami sianosis atau keadaan saat kuku, biru, dan bibir terlihat kebiruan
error: Content is protected !!